• Breaking News

    Senin, 11 April 2016

    Bagaimana cara menggunakan wireless mode pada MikroTik sebagai Access Point atau sebagai Station?

    Wireless pada MikroTik sudah mendukung standar IEEE 802.11a/b/g/n dan dapat difungsikan sebagai mode Access Point atau sebagai mode Station. Pada upgrade package yang terbaru saat ini, wireless pada MikroTik sudah ada fitur untuk dapat digunakan sebagai mode repeater.
    Mengenal Mode Wireless pada MikroTik
    Mode pada interface wireless di MikroTik dibagi menjadi 3 bagian, antara lain :
    Access Point Mode
    • Bridge : Wireless dapat digunakan sebagai Access Point hanya pada satu device untuk keperluan Point to Point dan hanya bisa dengan sesama perangkat MikroTik saja.
    • AP Bridge : Wireless dapat difungsikan sebagai Access Point untuk banyak device dan dapat digunakan pada device yang berbeda. Jumlah station maksimal yang terhubung dengan AP Bridge adalah sebanyak 2007 Station.
    Station Mode
    • Station Bridge : Wireless dapat digunakan untuk scan dan connect ke Access Point dengan frequency dan SSID yang sama dan hanya bisa dengan sesama perangkat MikroTik saja. Secara default, pada perangkat MikroTik sebagai station yang terkoneksi dengan AP yang juga MikroTik maka modenya akan menjadi station bridge.
    • Station : Mode Default yang digunakan untuk scan dan connect ke Access Point dengan frequency dan SSID yang sama namun tidak dapat dibridge. Misalnya ada Ubiquity yang menjadi Access Point dan MikroTik sebagai station, maka ketika konek si MikroTik akan menjadi mode Station saja. Bagaimana agar wireless dapat dijadikan bridge untk melakukan wireless bridging?
    • Station Wds : Digunakan sebagai station untuk membentuk koneksi dengan Access Point yang menjalankan mode WDS (Wireless Distribution System).
    • Station pseudobridge : Station pseudobridge adalah solusi yang dapat kita gunakan untuk mode station yang terkoneksi dengan AP yang bukan MikroTik namun kita menginginkan agar wireless dapat dibridge. Pada teknologinya pseudobridge akan melakukan MAC Address Translation, sebagai contoh AP yang digunakan adalah Ubiquity dan sebagai Stationnya adalah MikroTik. Kalau kita ingin melakukan monitoring terhadap siapa saja station yang terkoneksi ke AP di MikroTik ada namanya Registration untuk melihat nama radio, kekuatan sinyal dan MAC Address nya sekian. Katakanlah di Ubiquity melakukan monitoring yang serupa, nah masalahnya apabila ada client di bawah MikroTik dengan mode repeater maka si MAC Client di bawah MikroTik tidak akan dikenali oleh AP karena tidak ada translasi MAC Address client di sana. Bagaimana solusinya?
    • Station pseudibridge clone : Solusi permasalahan di atas, pseudobridge clone digunakanan agar MikroTik dapat melakukan translasi MAC Address Client ke MAC Address Wireless MikroTik yang terhubung ke Access Point, sehingga AP akan mengetahui si Client A di bawah MikroTik memiliki MAC Address sekian, Client B MAC Address nya sekian.
    Special Mode
    • Alignment Only : Wireless dapat digunakan untuk pointing jarak jauh misal MikroTik A dan B berjarak 1 Km. Katakanlah wireless MikroTik A digunakan sebagai mode Alignment Only, maka wireless MikroTik B dapat menggunakan Alignment pada interface wireless nya. Jadi ketika si wireless MikroTik B sedang melakukan pointing sebagai station, saat nilai Tx Rx atau nilai Signal nya semakin bagus  maka MikroTik yang sudah support untuk “beep” atau speaker internal akan mengeluarkan suara beep nya dan akan semakin cepat bunyinya.
    • Nstream Dual Slave : Wireless sudah dapat digunakan pada dual antenna atau dual radio yang sudah support Dual MIMO, Full duplex yang mana kalau di Ubiquity produknya bernama Air Fiber dan di MikroTik bernama Nstream Dual Slave.
    • WDS Slave : Modenya hampir sama dengan AP Bridge, namun digunakan pada koneksi dengan WDS. Jika link terputus, akan melanjutkan scanning kembali.
    Wireless MikroTik sebagai AP
    Pertama masuk pada Menu Wireless, jika di MikroTik terdapat interace wireless nya mak kita dapat menggunakannya yang biasanya default nya masih disable, klik interface nya kemudian klik enable atau simbol checklist.

    Masuk pada Tab Security Profiles, tambahkan profile baru dengan nama terserah misalnya Multimediary kemudian pada Shared-key isikan password yang akan digunakan oleh SSID nantinya.

    Masuk ke Tab Interface kembali kemudian klik dua kali interface wlan yang sudah kita enable kan sebelumnya, kemudian akan muncul tampilan General, masuk ke Tab Wireless. Pilih mode nya sebagai ap bridg agar bisa digunakan oleh banyak device. Pilih Band nya B/G/N agar support ke banyak perangkat. Pada Channel Width gunakan 20MHz, kemudian pada Frequency pilih Frequency yang ingin digunakan. Isikan nama SSID yang ingin digunakan, nama SSID ini lah yang akan tampil ketika ada yang mencari sinyal Wi-fi. Radio Name adalah nama yang digunakan oleh interface wireless sebagai identitas. Jangan lupa untuk memilih Security Profile yang telah kita buat sebelumnya, jika tidak dipilih maka akan secara default SSID tidak terlindungi dengan password.
    Perhatikan pada Frequency Mode, kita dapat memilih manual-txpower dengan pilihan Country Indonesia, sehinggan jumlah Frequency yang boleh digunakan akan muncul sesuai yang diperbolehkan di Indonesia. Bisa saja kita gunakan yang di luar Indonesia tapi lebih baik kita menggunakan apa yang sudah disetujui oleh Pemerintah jika tidak ingin mendapatkan masalah.

    Setelah melakukan setting wireless, selanjutnya adalah memberikan IP Address pada interface wireless tersebut yang berada pada wlan1 (pada interface wlan1 masih tercetak italic atau miring karena belum ada yang terkoneksi). Berikan IP Address misalnya 192.168.1.1/24 dan network 192.168.1.0 pada interface wlan1.

    Selanjutnya kita dapat menggunakan static atau dynamic IP, berikut kita gunakan saja DHCP Server untuk memberika IP dynamic ke Client yang ingin terkoneksi ke AP. Caranya masuk pada menu IP – DHCP Server. Pilih DHCP Setup kemudian pilih interface nya yaitu wlan1, kemudian tekan tombol Next lalu ikuti progress seterusnya jika tidak ada yang ingin dirubah tinggal klik Next terus sampai Finish.







        
    Wireless MikroTik sebagai Station
    Pada MikroTik Client yang hendak dijadikan station, masuk pada Menu Wireless kemudian pada Tab Interface lihat ada tombol bernama Scanner, klik tombol Scanner tersebut maka akan muncul tampilan untuk melakukan pemindai SSID, pilih interfacenya karena di MikroTik nya cuma ada wlan1 maka pilih wlan1 lalu klik tombol “Start”. Kemudian akan muncul SSID apa saja yang terdeteksi oleh wireless MikroTik. Kita coba konek dengan Access Point yang sebelumnya kita buat, pilih SSID : Multimediary, lalu klik tombol Connect. Pada saat melakukan Scan atau fungsi tools lainnya, secara default fungsi wireless akan mati karena sedang digunakan oleh tools.

    Setelah koneksi dengan SSID, klik 2x interface wlan1 tersebut kemduian buka pada Tab wireless, secara otomatis settingan akan mengikuti yang diberikan oleh AP. Fungsi tombol Scanner di atas juga bisa digunakan dari menu Scan yang ada di Tab Wireless. Jangan lupa untuk membuat Security Profile secara manual dengan cara sama seperti pada saat membuat Security Profile untuk Access Point.

    Selanjutnya, untuk mendapatkan IP address pada MikroTik Client yang dijadikan station karena pada AP menggunakan DHCP Server, maka berikan DHCP Client dengan cara masuk pada menu IP – DHCP Client. Tambahkan interface nya dengan wlan1, checklist Use Peer DNS dan Peer NTP jika ingin menggunakan DNS dan NTP yang diberikan oleh AP, lalu klik OK.

    MikroTik station akan mendapatkan IP Address dari MikroTik Access Point.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Fashion

    Beauty

    Travel